Pendidikan dalam Keluarga
Selamat
.........
Bapak/Ibu
guru yang saya hormati, dan teman-teman yang berbahagia,
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME
yang telah memberikan rahmatNya sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini
dengan keadaan yang sehat walafiat.
Pada
kesempatan kali ini saya akan menyampaikan mengenai “Pendidikan dalam
Keluarga”.
Apa itu pendidikan?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis bahwa Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan;
proses, cara, perbuatan mendidik;
Namun banyak orang yang berpikir bahwa yang dinamakan
pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan yang dilakukan di sekolah. Mempelajari
ilmu-ilmu dan bahasa-bahasa.
Oleh sebab itu, masyarakat cenderung berpikir bahwa
pendidikan yang utama adalah di sekolah. Bahwa sekolahlah yang berperan besar
dalam pendidikan. Sehingga orang sibuk mencari sekolah yang bagus dengan
fasilitas lengkap dan mewah. Bahkan berrebut untuk bisa masuk sekolah favorit.
Orang beranggapan bahwa keberhasilan
pendidikan ditentukan oleh nilai akademis. Sehingga para murid sibuk untuk
menghafalkan jawaban soal-soal. Bersaing dan saling mengalahkan.
Mereka lupa bahwa pendahulu kita
yaitu Ki Hajar Dewantoro telah mencetuskan konsep dasar-dasar pendidikan, ‘Ing
ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani’ yang berarti
didepan memberi contoh sehingga dapat diteladani, ditengah memberi dorongan semangat
, dan mengikuti dari belakang dengan memberi kekuatan dalam usaha melaksanakan
tugas.
Jika kita ingin pendidikan di Indonesia lebih baik, kita
perlu kembali menerapkan konsep dasar Ki Hajar Dewantoro tersebut.
Ada beberapa aspek yang harus dipahami oleh para murid
dan guru. Bahwa konsep dari Ki Hajar Dewantoro hanya bisa dilakukan pada
lingkungan keluarga atau dalam suasana kekeluargaan. Membangun sekolah sebagai sebuah
keluarga dengan suasana keakraban. Pendidikan yang diwarnai rasa persaudaraan.
Didasari kemauan saling membantu, menolong, dan mengasihi. Layaknya sebuah
keluarga, tak ada kekerasan. Bersama-sama tumbuh untuk bisa mendewasakan satu
dengan yang lain. Ketahuilah bahwa
keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh nilai akademis namun nilai
moral yang baik. Murid dan guru merasa seperti sebuah keluarga yang dilandasi
SILIH ASAH, SILIH ASIH, dan SILIH ASUH.
Oleh sebab itu,maka keluarga harus menjadi pilar utama
pendidikan di negara kita, keluarga memegang peran utama dalam menciptakan
generasi yang berakhlak mulia, sekolah menjadi tempat kita memperluas wawasan,
mengaktualisasi diri bersama teman-teman yang lain.
Mari kita bersama-sama menciptakan suasana pendidikan
yang dipenuhi kegembiraan, kebebasan berekspresi, memperkuat kemauan, dan
mengasah kecerdasan.
Demikian uraian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf
bila ada kekurangan dan kesalahan dalam saya menyampaikan pidato tersebut.
Sekian dan terima kasih.